Senin, 08 Desember 2014

TUGU BATU SATAM DI JANTUNG KOTA TANJUNGPANDAN

Gambar Tugu Batu Satam

Batu satam ini mungkin hanya satu-satunya yang ada didunia. Di Pulau Belitung sendiri, tidak mudah untuk mendapatkan batu satam, apalagi untuk dijadikan kerajinan. Biasanya para perajin mendapatkan batu satam dari para penambang timah darat, yang menemukan satam ini secara kebetulan dari perut bumi dengan kedalaman 50 meter. Mereka pun menemukannya secara tak sengaja, terbawa oleh pipa pompa penghisap air yang diarahkan ke sakan yaitu tempat untuk memisahkan pasir dan timah.

Selain itu pada batu terdapat seperti goretan yang terukir secara alami. Karena warna dari Batu Satam Hitam,terkadang juga batu ini di sebut dengan Batu Hitam atau Batu Legam (dalam bahasa Belitung.red). Selain itu juga, Menurut Penduduk Belitung, nama Satam berasal dari bahasa Tionghoa yang berarti pedu pasir. Sa = Pasir dan Tam = Empedu. Sehingga satam pun sering di katakan empedu pasir.

Batu Satam merupakan endapan batu meteor yang jatuh ke bumi setelah pecah/terbakar di langit jutaan tahun lalu. Biasanya Batu Satam banyak terdapat di lokasi Tambang Timah atau yang sering di sebut masyarakat Belitung dengan nama Kulong. Sehingga biasanya Batu Satam ini banyak di temukan oleh para pekerja Tambang Timah.

Sebagai pulau yang juga menghasilkan kekayaan alam berupa Batu Satam, Belitung menyimbolkan diri dengan Membuat tugu yang di atasnya di letakan Batu Satam buatan/tiruan. Tugu itu bisa berada tepat di pusat Kota Tanjungpandan

Istilah satam diambil dari bahasa warga keturunan Cina yang berada di Pulau Belitung.
SA yang artinya pasir, sedangkan TAM artinya empedu. Jadi satam berarti empedu pasir.
Sementara warga pribumi Belitung sendiri mengartikan satam adalah Batu hitam.

Namun berdasarkan keterangan dari buku De Ontwikkling Van Het Eiland Billiton-Maatschappij karangan Door J.C. Mollema yang diterbitkan S. Gravenhage, Martinus Nijhoff 1992, menuliskan seorang berkebangsaan Belanda yang bernama Ir. N Wing Easton dari Akademi Amesterdam di Belanda menamakan bebatuan meteor ini dengan istilah Billitonite yang artinya batu dari Pulau Belitung.

Di kalangan masyarakat Belitung sendiri, batu satam ini dipercaya mempunyai kekuatan magis sebagai penangkal penolak racun dan unsur makhluk-gaib. Namun bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Timah ini, selalu menyempatkan diri membeli batu satam ini sebagai cendramata khas Pulau Belitung, yang dijadikan kalung, giwang, bros, cincin, tasbih, tongkat komando dan sebagainya, yang dikenal dengan istilah Kerajinan Satam.

Keistimewaan
Berwarna hitam, berukuran kecil dan sedang, berbentuk bulat dan lonjong, serta memiliki goresan yang terukir secara alami merupakan keistimewaan dan ciri khas dari Batu Satam. Dengan keistimewaan tersebut membuat Batu Satam sering di jadikan batu perhiasan emas yang di pasang di kalung, giwang, bros cincin, tongkat komando.

Selain itu sebagian masyarakat Belitung berpendapat, bahwa Batu Hitam./Legam mempunyai kekuatan magic.Dengan di percaya mempunyai kekuatan magic membuat batu satam juga sering di gunakan sebagai jimat/penangkal ataupun sekedar simpanan.

Lokasi
Batu yang sering di katakan juga batu hitam ini memang hanya ada di lokasi tambang timah, jadi bagi anda masyarakat Belitung atupun para wisatwan yang sengaja ingin mendapatkan/mencari tampaknya agak sulit,mengingat batu satam biasanya hanya bisa di temukan oleh para penambang timah dan itupun hanya sebagian orang yang beruntung saja.